Pengen Cepet Sukses? Baca Ini: Kewirausahaan Untuk Generasi Muda

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Kewirausahaan Untuk Generasi Muda

Sukses di usia muda adalah impian semua orang apalagi di jaman modern sekarang ini dimana persaingan dalam dunia bisnis sudah mulai terlihat.


Enerpreneur adalah seseorang yang memasuki dunia bisnis apa saja tepat pada waktunya guna membentuk atau mengubah pusat syaraf bisnis secara substansial.


Ciri wirausahawan antara lain :

    https://hdkuliah.blogspot.com/2018/10/pengin-cepet-sukses-baca-ini.html

  • Mempunyai Visi
  • Kreatif
  • Inovatif
  • Mampu melihat peluang
  • Orientasi pada kepuasan konsumen/pelanggan
  • Orientasi pada laba dan pertumbuhan
  • Cepat tanggap dan gerak cepat
  • Percaya diri
  • Berorientasikan tugas dan hasil
  • Berani mengambil risiko
  • Berjiwa kepemimpinan
  • Keorisinilan
  • Berorientasi ke masa depan

Jadi, apakah anda sudah menerapkan semuanya? jika sudah berarti anda sudah menjadi orang SUKSES!!!

Ada 7 karakter dasar yang perlu dimiliki oleh setiap calon wirausahawan. Ketujuh karakter tersebut adalah :

https://hdkuliah.blogspot.com/2018/10/pengin-cepet-sukses-baca-ini.html

  • Action Oriented
  • Berpikir simple atau sederhana
  • Selalu mencari peluang-peluang baru
  • Mengejar peluang dengan disiplin tinggi
  • Hanya mengambil peluang yang terbaik
  • Fokus pada eksekusi
  • Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.

Pola pikir seorang Enterpreneur menonjol dalam segala hal.


Secara umum berbagai hal yang dapat menjadi gagasan atau peluang untuk berwirausaha adalah: Produk yang sudah ada, Pameran dagang dan media informasi. 

Ada beberapa tips yang berguna bagi anda untuk mengembangkan mental positif antara lain: Fokuskan selalu perhatian anda, dan pilihlah selalu sisi positif dalam perkajaan anda.


Sebelum membahas banyak tentang kewirausahaan, ada baiknya kita awali dengan mengenali diri seseorang. Dari wikipedia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia. Bloom membagi kemampuan kognitif manusia ke dalam 6 tingkatan yaitu:



  1. Tingkat Pengetahuan (Knowledge Level). Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar dan sebagainya. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas (quality management), orang yang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk dan seterusnya.
  2. Tingkat Pemahaman (Comprehension Level). Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan, dan sebagainya. Sebagai contoh, orang di level ini bisa memahami apa yang diuraikan dalam fish bone diagram, pareto chart, dan seterusnya.
  3. Tingkat Aplikasi (Application Level). Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan,, prosedur, metode, rumus dan teori di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh, ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi, seseorang yang berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkun turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram atau pareto chart.
  4. Tingkat Analisis (Analythical Level). Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat keparahan yang ditimbulkan.
  5. Tingkat Sintesa (Synthesis Level). Satu tingkat di atas analisa, seseorang di tingkat sintesa akan mampu menjelaskan sutruktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus di dapat untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya kualitas produk.
  6. Tingkat Evaluasi (Evaluation Level). Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dan sebagainya dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif solusi yang sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, ugrensi, nilai manfaat, nilai ekonomis, dan sebagainya.

Berpikir adalah suatu keadaan yang merupakan bukti eksistensi kehidupan. Sehari-hari kita biasa dengan pola yang kita anggap benar yaitu Rational. Pola tersebut merupakan suatu cara berpikir yang mendasarkan keputusan-keputusannya dengan konsep Cognitive (pola kesadaran jaga sehari-hari).

Sukses itu bukan pilihan semua orang, namun semua orang dapat berjuang keras hingga menemui kesuksesan itu!


Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Post a Comment

0 Comments