Perkembangan teknologi informasi pada saat ini mempermudah penyebaran informasi keberbagai wilayah, bahkan informasi menyebar dengan cepat sampai ke semua belahan dunia. Informasi terkini yang terjadi di suatu wilayah dapat diperoleh dengan mudahnya, sehingga keberadaan teknologi informasi saat ini telah membantu proses kehidupan manusia dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Begitu juga dengan dunia pendidikan. Perkembangan teknologi informasi telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Menurut Rosenberg (2001), dengan berkembangnya penggunaan teknologi informasi ada 5 (lima) pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu dari pelatihan ke penampilan, dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, dari kertas ke “on line” atau saluran, fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja dan dari waktu siklus ke waktu nyata.
Kemajuan bidang teknologi informasi memberi tantangan pada dunia pendidikan, khususnya dalam proses belajar mengajar. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, ternyata telah disadari penerimaan pengakuan bahwa sudah bukan masanya mengandalkan pendekatan konvensional saja dalam menyelenggarakan sistem pendidikan nasional. Penyelenggaraan pendidikan bukan hanya di ruang tertutup dengan buku dan pendidik Revolusi teknologi informasi telah mengubah cara kerja manusia mulai dari cara berkomunikasi, cara memproduksi, cara mengkoordinasi, cara berpikir, hingga cara belajar dan mengajar. Selain itu, kemajuan teknologi informasi telah mengaburkan batas organisasi, pasar, masyarakat, ruang dan waktu. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi berbagai kegiatan, tidak terkecuali pada bidang pendidikan, diantaranya dalam bentuk teknologi komputasi multimedia, yang merupakan suatu era baru dalam dunia informasi modern yang telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir.
Komunikasi sebagai salah satu media pendidikan dilakukan dengan menggunakan mediamedia komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan lainnya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet.
Salah satu tulisan yang berkenaan dengan dunia pendidikan disampaikan oleh Robin Paul Ajjelo dengan judul "Rebooting: The Mind Starts at School". Dalam tulisan tersebut dikemukakan bahwa ruang kelas di era millenium yang akan datang akan jauh berbeda dengan ruang kelas seperti sekarang ini yaitu ; dalam bentuk seperti laboratorium komputer di mana tidak terdapat lagi format siswa duduk di bangku dan guru berada di depan kelas. Ruang kelas di masa yang akan datang disebut sebagai "cyber classroom" atau "ruang kelas maya" sebagai tempat siswa melakukan aktivitas pembelajaran secara individual maupun kelompok dengan pola belajar yang disebut "interactive learning" atau pembelajaran interaktif melalui komputer dan internet.
Siswa berhadapan dengan komputer dan melakukan aktivitas pembelajaran secara interaktif melalui jaringan internet untuk memperoleh materi belajar dari berbagai sumber belajar. Siswa akan melakukan kegiatan belajar yang sesuai dengan kondisi kemampuan individualnya sehingga siswa yang lambat atau cepat akan memperoleh pelayanan pembelajaran yang sesuai dengan dirinya. Kurikulum dikembangkan sedemikian rupa dalam bentuk yang lebih fleksibel sesuai dengan kondisi lingkungan dan kondisi siswa sehingga memberikan peluang untuk terjadinya proses pembelajaran maju berkelanjutan baik dalam dimensi waktu maupun ruang dan materi. yang setiap saat ditemui, diminta tolong menunjukkan sumber informasi, peserta didik dapat memenuhi kebutuhannya untuk menjadi lebih pintar, lebih cerdas, lebih baik dan lebih sejahtera dalam hidupnya. Bagaimanapun juga transformasi pesan pembelajaran dengan mendayagunakan kemajuan teknologi pendidikan kiranya akan lebih memotivasi peserta didik. Bagi sekolah-sekolah yang berbasis teknologi informasi penggunaan dan pemanfaatan perangkat teknologi informasi adalah hal yang sudah biasa. Para guru dapat menggunakan sumber dari internet sebagai referensi untuk bahan dalam proses kegiatan mengajar. Banyak materi pembelajaran yang berupa teks ataupun gambar yang bisa dimanfaatkan oleh para guru maupun siswa.
Pemanfaatan teknologi informasi pada proses pembelajaran di sekolah saat ini banyak digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan suatu materi pembelajaran yang memang membutuhkan komponen pembantu melalui media yang relevan. Dalam hal ini teknologi informasi cenderung lebih banyak berperan sebagai alat bantu atau media dalam proses pembelajaran di kelas. Memang tidak sedikit dalam membantu proses pendidikan di sekolah, selain sebagai media teknologi informasi juga banyak digunakan untuk mengolah data sekolah melalui administrasi sekolah maupun pengolahan nilai ataupun sebagai komponen tidak terpisahkan dalam merencanakan dan mengelola suatu kondisi di dalam kelas.
Pemanfaatan fasilitas teknologi informasi untuk mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan tugas sekolah yang sangat tinggi ini berkaitan dengan peran sosialnya sebagai pelajar. Peran sosial yang disandangnya tersebut turut menentukan perilakunya dalam menemukan informasi untuk penyelesaian tugas sekolah. Sejumlah individu yang mempunyai peran yang sama akan memiliki kecenderungan untuk menampilkan perilaku yang sama, termasuk perilaku informasinya. Hal ini terlihat dari jawaban responden yang sebagian besar membutuhkan informasi untuk menunjang perannya, yakni salah satunya kebutuhan penyelesaian tugas sekolah.
Selanjutnya diketahui juga dari temuan sebelumnya bahwa dari segi sumber pembelajaran saat pertama kali menggunakan fasilitas teknologi informasi, sebagian besar responden ( 48% ) dalam penelitian ini mengatakan mereka pertama kali mengenal dan belajar menggunakan fasilitas teknologi informasi dari teman mereka. Dan, dari hasil probing yang dilakukan terhadap beberapa responden mengenai alasan mereka yang lebih menjadikan teman dari pada orang-orang yang lebih tua terdekat di sekitarnya sebagai sumber pertama kali belajar menggunakan fasilitas teknologi informasi terungkap bahwa teman merupakan sumber informasi atau orang terdekat pertama kali yang mereka ketahui bahwa mereka sudah bisa menggunakan fasilitas teknologi informasi dengan aktivitas-aktivitas tertentu yang sesuai dengan keinginan mereka dan lebih menyenangkan karena saling memiliki ketertariakan atau minat yang sama. Dari apa yang diungkapkan beberapa responden yang mayoritas mengenal dan menggunakan fasilitas teknologi informasi ketika memasuki masa remaja awal ini mengenai alasan mereka yang lebih menjadikan teman sebagai sumber pertama kali dalam menggunakan fasilitas teknolog tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa ini ada kaitannya dengan pengaruh teman sebaya yang selalu melingkupi kehidupan sosial mereka, dimana usia remaja lebih menjadikan teman sebayanya untuk mempelajari segala sesuatu atau hal – hal yang baru yang sebelumnya tidak ditemui dalam kehidupannya, termasuk dengan kecanggihan teknologi informasi, daripada orang yang lebih tua di sekitarnya ( seperti guru, orang tua atau saudara ).
Berdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa teman cenderung memang dijadikan sebagai sumber belajar pertama kali menggunakan fasilitas teknologi informasi bagi responden, baik untuk bisa melakukan aktivitas-aktivitas yang lebih bersifat kesenangan ( seperti : chatting, game, sosial networking ) maupun membantu mereka untuk kepentingan akademis yakni mencari bahan atau sumber untuk menyelesaikan permasalahannya tugas sekolah dengan jumlah masing-masing responden yang mengakui pun lebih banyak dibandingkan dengan mereka yang menyatakan di luar teman, khususnya orang – orang yang lebih tua terdekat disekitarnya ( orang tua atau saudara ) sebagai sumber belajar pertama kali mereka dalam menggunakan fasilitas teknologi informasi.
0 Comments